Senin, 28 September 2009

APA ARTI BAHAGIA

Apa arti bahagia
Jika kau tak bisa membuatnya bahagia
Apa arti bahagia
Jika kau tak bisa melihatnya bahagia
Apa arti bahagia
Jika kau tak bisa melepaskannya
Apa arti bahagia
Jika kau tak membiarkannya mencari kebahagiaannya sendiri

Apa arti bahagia
Jika kau tak bisa membuatnya tersenyum
Apa arti bahagia
Jika kau tak bisa membuatnya tertawa
Apa arti bahagia
Jika tau tak rela dia bahagia bersama pilihannya
Apa arti bahagia
Jika semua atas keinginan dan maumu sendiri

Apa arti bahagia
Jika kau mau dia untukmu saja
Apa arti bahagia
Jika hanya membuatnya sakit hati
Apa arti bahagia
Jika hanya membuat kita saling menyakiti
Apa arti bahagia
Jika pada akhirnya sama-sama menderita

Berbahagia adalah saat kau bisa melepaskannya tanpa beban,
dan kau merasa bahagia saat dia menemukan kebahagiaan bersama pilihannya
hingga kau ikhlas melepaskannya
dengan senyuman...

Semoga kau menemukan kebahagiaan yang selama ini kau cari,
hingga aku bisa berbahagia atas kebahagiaanmu...

(Aku yang menyayangimu, selalu.....)

Jumat, 25 September 2009

UNDISCLOSED DESIRES - by Muse

I know you've suffered
But I don't want you to hide
It's cold and loveless
I won't let you be denied

Soothing
I'll make you feel pure
Trust me
You can be sure

I want to reconcile the violence in your heart
I want to recognise your beauty's not just a mask
I want to exorcise the demons from your past
I want to satisfy the undisclosed desires in your heart

You trick your lovers
That you're wicked and divine
You may be a sinner
But your innocence is mine

Please me
Show me how it's done
Tease me
You are the one

I want to reconcile the violence in your heart
I want to recognise your beauty's not just a mask
I want to exorcise the demons from your past
I want to satisfy the undisclosed desires in your heart

Please me
Show me how it's done
Trust me
You are the one

I want to reconcile the violence in your heart
I want to recognise your beauty's not just a mask
I want to exorcise the demons from your past
I want to satisfy the undisclosed desires in your heart

Kamis, 17 September 2009

RESISTANCE - by MUSE

Is your secret safe tonight?
And are we out of sight?
Or will our world come tumbling down?

Will they find our hiding place?
Is this our last embrace?
Or will the walls start caving in?

(It could be wrong, could be wrong)
But it should've been right
(It could be wrong, could be wrong)
Let our hearts ignite
(It could be wrong, could be wrong)
Are we digging a hole?
(It could be wrong, could be wrong)
This is outta control
(It could be wrong, could be wrong)
It could never last
(It could be wrong, could be wrong)
Must erase it fast
(It could be wrong, could be wrong)
But it could've been right
(It could be wrong, could be...)

Love is our resistance
They keep us apart and they won't stop breaking us down
And hold me, our lips must always be sealed

If we live our life in fear
I'll wait a thousand years
Just to see you smile again

Quell your prayers for love and peace
You'll wake the thought police
We can hide the truth inside

(It could be wrong, could be wrong)
But it should've been right
(It could be wrong, could be wrong)
Let our hearts ignite
(It could be wrong, could be wrong)
Are we digging a hole?
(It could be wrong, could be wrong)
This is outta control
(It could be wrong, could be wrong)
It could never last
(It could be wrong, could be wrong)
Must erase it fast
(It could be wrong, could be wrong)
But it could've been right
(It could be wrong, could be...)

Love is our resistance!
They keep us apart and won't stop breaking us down
And hold me, our lips must always be sealed

The night has reached its end
We can't pretendWe must run
We must run
It's time to run
Take us away from here
Protect us from further harm
Resistance!

DIMANA MALUKU

Karena kebodohan yang ku buat sendiri
Rasanya seperti ingin ditelan bumi
Malunya setengah mati
Hingga lebih baik sembunyi

Kemana logika dan pikiranku?
Pergi kemana semua maluku?
Ingin berteriak, siapa aku?
Menemukanku sehina ini

Sungguh terlanjur malu
Berharap tak ada orang lain yang tahu
Telah ku permalukan diriku sendiri
Menjadi bahan lelucon khayalan dan egonya sendiri

Tampak begitu bodohnya aku
Hingga tak mampu ku menahan malu
Tak mudah semua ini berlalu
Dimana maluku?

Tidak butuh waktu sebulan
Saat semua berbalik badan
Tak acuh lagi pada keadaan
Dan dia pergi meninggalkan...

Meninggalkan malu yang teramat sangat
Sehingga menderita aku dibuat
Hingga pikiran menjadi penat
Dan hilang semua semangat

Dimana maluku saat itu
Dengan mudahnya kuberikan padamu
Sehingga beraninya kamu memperolok aku
Meninggalkan luka ini yang begitu dalam

Karena malu aku tak rela
Dalam kesadaran baiknya kamu pergi
Pergi jauh dari pikiran
Dan khayalan palsu yang meleburkan

Dimana maluku?
Saat ini masih mengharapkanmu
Padahal kamu telah menyakitiku
Dengan luka yang sungguh menyiksaku

Dimana maluku?
Saat ini masih mengharapkanmu
Kehilangan sudah akal sehatku
Pergi bersama angin jauh entah kemana...

Rabu, 16 September 2009

DALAM SENDIRI

Saat dia butuh ruang sendiri
Jarak yang ada memberinya waktu untuk berfikir
Mencari jawaban dari kebimbangannya sendiri
Menyendiri, dalam kesepian yang begitu menyiksa
Mengutuki apa yang telah dilakukannya, sekaligus mengenai masa yang pernah ada dilaluinya
Seperti film yang diputar berulang-ulang kali, melintasi pikiran berupa bayangan kejadian-kejadian itu
Tampak begitu nyata, karena benar dirasa dalam hati, dalam setiap sentuhan, dan nikmatnya bercinta

Sungguh, betapa indahnya saat-saat yang tak pernah ingin untuk diakhiri
Ingin saling merengkuh jiwa, tanpa batas yang tak pernah bertepi
Pada rasa yang teramat menggebu, dan kebebasan yang didamba
Satu keinginan saling berpadu
Pada keindahan dua jiwa menyatu, untuk tujuan yang sesungguhnya diinginkannya
Saat dia berada dalam jiwa ini, begitu pun jiwa ini berada dalam jiwanya
Karena inginnya pun menjadi keinginan bersama

Tapi kesudahan apa yang melarutkannya pada maunya?
Membawanya terhanyut pada ego dan emosinya sendiri
Bagai kuda yang lepas dari kekangnya, berlari liar mengikuti kata hati dan kehendaknya
Tapi saat dia kembali, dipenuhi 1000 sesal yang menyiksa
Disaat hatinya berkata beda
Turuti keinginan dan hasrat yang ada
Terhapus sudah oleh untaian mutiara yang dirajut bersama
Lambang sucinya perasaan yang pernah ada diantaranya

Kini semua sungguh-sungguh menjadi tak mungkin lagi
Seperti menangkap kabut kelabu yang menghalangi jatuhnya pendar cahaya mentari
Disisi lain gunung, pelangi sudah menanti...
Menanti jalannya untuk ditemui
Sedang kabut kelabu tak kan pernah mau pergi
Menaungi pikirannya dibawa hingga mati

Selasa, 15 September 2009

JANJI-JANJI ITU

Yah, setelah difikir-fikir ada perbedaan pandangan dan pemahaman antara apa yang disampaikan dengan yang dimaksud. Jadi ngga nyambung antara maksud dan tujuan, makanya hasilnya bisa beda. Tapi ya apa mau dikata, yang terjadi sudah biarkan terjadi, yang akan datang harus bisa diperbaiki menjadi lebih baik lagi.

Sebenarnya bukan itu yang kumaksud, tapi ya sudahlah. Apa yang sudah keluar dari mulutku sudah sulit lagi untuk ku tarik kembali. Sama seperti janji-janji yang pernah ku ucapkan, janjiku janji satria yang akan kutepati jika waktu adalah milikku. Maka jangan pula kamu pernah berjanji jika kamu tidak bisa menepatinya untukku.

Jangan buat aku sakit hati lagi, untuk kesekian kali kamu berjanji. Hanya 1 pintaku, cukup tepati saja janjimu itu. Kenapa kamu menjadi begitu takut? Apakah karena kamu tak berani lagi menepati janjimu? Apakah karena kamu tidak punya kuasa atas ego dan nafsumu? Aku bisa mengerti itu...

Tapi semua bisa kita rencanakan, bukan buyar seperti dahulu. Kita buat janji, ya... sebuah perjanjian dan komitmen bersama bahwa kamu dan aku pun berusaha semaksimal mungkin menepati janji kita. Aku sudah berusaha menepatinya sejauh ini, seperti yang kamu minta.

Kali ini maafmu tak ada gunanya lagi, aku sudah terlanjur kecewa. Tapi ya apa yang mau dikata, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Pasti karena kamu banyak memikirkan janji-janjimu itu. Janji-janji yang begitu banyak tidak bisa kamu tepati, atau kamu sudah takut lagi untuk berjanji karena tau tidak pernah bisa menepati.

Ya, mungkin lebih baik begitu, biarkan semua berjalan apa adanya. Tapi justru aku yang takut, dengan berjalan apa adanya tanpa janji, nanti akan membuat batas-batas itu menjadi putus dan tak ada artinya lagi. Kecuali kita bersama sudah siap menghadapi, apapun yang akan terjadi, kita berjanji untuk saling menghormatinya...

Kamis, 10 September 2009

BICARA PADA BINTANG

Langit terang penuh taburan bintang
Ditengah padang luasnya malam
Ku sampaikan pesanku yang tak terungkapkan
Ku luapkan semua perasaan dan sesaknya hatiku

Pada bintang yang jauh disana
Apakah arti semua ini
Perasaan ini yang sungguh tidak wajar
Namun perasaan ini begitu indah
Seindah binar cahaya bintangku

Andai bintang bisa kubawa
Ku dekap, tak kan ku lepaskan
Hingga dia begitu setia
Menantiku di malam-malam sesudahnya
Saat dia bisa ku genggam
Kan kubawa pergi dalam mimpi-mimpi ini
Yang tak ingin pernah ku sudahi

Bintang, datanglah...
Pada setiap malam yang selalu ku tunggu
Temani aku disini
Karena aku merasa sendiri

Bintang, datanglah...
Walau hari mendung dan ditutupi awan
Buat aku bahagia dan bisa tersenyum
Aku ingin tertawa bersamamu

Bintang, datanglah...
Bicaralah padaku
Seperti isyarat yang selalu kau kirim padaku
Bahwa kamu selalu menantikanku

Bintang, datanglah...
Ingin ku curahkan semua
Perasaan rindu yang menggebu
Dan indahnya saat bertemu

Bintang, tetaplah disana
Aku selalu menunggumu
Melewati hari
Berharap malam-malam berikutnya aku bisa berjumpa denganmu

Di malam penghujung hari
Yang menanti terbitnya fajar
Bintangku selalu disana
Menantiku untuk menggapaimu
Berharap malam selalu ada
Untuk kita berdua

Kamis, 03 September 2009

JANGAN PERNAH MERASA

Tidak bisa membayangkan apa yang ada didalam pikiranmu saat ini, setelah apa yang telah kita lalui bersama.

Pada waktu ku titipkan raga ini, untuk kau hisap wangi semerbak, untuk kau kecup mahkota indahnya. Pada ruang yang kita buat sendiri, pada ambal nyaman dipangkuan, dan bersandar sejuk di bidangnya dadamu. Hingga wangi tubuhmu merusak pikiran dan akal sehatku. Meninggalkan bekas di hati ini. Bekas yang benar-benar mendalam, hingga dibuatnya aku rela denganmu. Rela aku didekapmu, rela aku dipelukmu, rela aku pergi bersama khayalanmu, hingga begitu aku pasrah dibuatnya.

Tapi apakah gerangan semua ini? Rasa ini begitu dalam, sudah jatuh aku begitu dalam, perasaan ini sungguh-sungguh teramat dalam. Namun, perasaan ini begitu indah, karena apa yang ku rasa begitu berbeda dengan dirimu, dan aku menemukan diriku pun berbeda. Entah apakah karena kamu yang dulu pernah ku cari? Pada penantian panjang yang tak bertepi...

Saat bersama terasa begitu berbeda. Terlebih saat bertemu, seperti telah lama dipisahkan. Melepaskan semua rasa yang terpendam, dengan perasaan membuncah. Seolah ruang dan waktu hanya milik kita berdua. Karena yang lain bisa menunggu...

Namun kini, entah apa yang ada dibenakmu, mengetahui aku begini. Inilah aku apa adanya, tanpa harus menghindari maupun mengelak, bahkan membantahnya... Inilah perasaanku apa adanya, walau sungguh kita tidak pernah tau bagaimana awalnya semua ini. Bahkan apakah bisa dengan akhir seperti yang kita inginkan...

Saat ini aku tak rela melepasmu, karena perasaan ini teramat indah...

Satu yang pasti, jangan pernah berubah sayangku. Tetaplah menjadi seperti kamu sebelumnya. Kamu apa adanya. Jangan pernah merasa bersalah, jangan pula disesali. Yakini bahwa suatu saat nanti akan ada waktunya. Yang ku inginkan adalah yang terbaik untukmu. Tapi jangan pernah pula kamu merasa benci padaku. Sungguh aku tak kan sanggup melihatmu membenciku. Jadi, jangan pernah kamu merasa melukainya

(cerita dodol & jayus :p)

Selasa, 01 September 2009

RASA

Aku hanya melihatmu, merasakan kehadiranmu, meresapi makna yang hadir di hati ini, menikmati setiap gerak-gerik tingkahmu, mengamati kemana perginya teduh bola matamu, melihat lengkung senyummu yang menggoda, menarikan tangan dalam sapuan sentuhan lembutmu, merangkai sayup kata indah tak terbantahkan, meraba bayang dalam sempurnanya bentuk wajahmu, menusuk hingga ke relung hatiku.

Menerawang kedalam, andai aku ada disana, ada di lubuk hatimu yang terdalam, bersemayam dalam pikiran dan inginmu, dalam kehendak dan maumu, jauh menyentuh kalbumu, hingga tak mau pergi.

Tapi semua bukan mauku, bukan maumu, bukan mau kita...

Menjejaki jalan pada rumput yang gersang, disela ilalang tinggi berduri, pada angin yang menyapu pucuk dedaunan terbang, pada suatu padang di mulut senja, bersemayam hati yang terluka, pada masa yang bukan milik kita.